TRIBUNNEWS.COM - Kurangnya kualitas tidur di malam hari seringkali menjadi
masalah tersendiri bagi banyak orang. Sebab, ini akan berpengaruh pada tingkat
produktivitas mereka sehari-hari.
Nah, jika ini juga menjadi problem bagi Anda, coba terapkan tips dari peneliti
Kari Johansson dari Karolinska Institute, Stockholm.
Menurut risetnya yang dimuat di British Medical Journal, menjalani diet yang
rendah kalori ternyata dapat membantu memperbaiki kualitas tidur. Selain itu,
pola diet seperti ini juga dapat mengurangi angka kejadian sleep apnea di
malam hari.
Sleep apnea adalah salah satu gangguan berupa terjadinya henti nafas pada saat
seseorang sedang tertidur. Dari hasil pengamatan Johansson, sekitar 60-70
persen orang dengan gangguan sleep apnea mengalami masalah dengan berat badan
berlebihan. Sementara, studi sebelumnya memperlihatkan, penurunan berat badan
dapat membantu memperbaiki kondisi ini. Ternyata, diet rendah kalori dapat
menjadi solusi untuk dua masalah sekaligus. Karena selain berat badan bisa
diturunkan ke bobot yang lebih ideal, angka kejadian sleep apnea pun dapat
ditekan.
Pola makan rendah kalori dilakukan dengan mengganti beberapa jenis makanan
dengan yang kandungan kalorinya lebih rendah, namun tetap memiliki asupan
vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Dengan demikian, proses
penurunan berat badan dapat berlangsung dengan cara yang sehat. Dari hasil
pengamatan, setelah menjalani pola makan rendah kalori selama 9 minggu, hasil
yang positif akan mulai terasa. Terbukti, dalam waktu satu tahun saja sebanyak
48 persen pasien gangguan sleep apnea dapat lepas dari alat bantu nafasnya.
masalah tersendiri bagi banyak orang. Sebab, ini akan berpengaruh pada tingkat
produktivitas mereka sehari-hari.
Nah, jika ini juga menjadi problem bagi Anda, coba terapkan tips dari peneliti
Kari Johansson dari Karolinska Institute, Stockholm.
Menurut risetnya yang dimuat di British Medical Journal, menjalani diet yang
rendah kalori ternyata dapat membantu memperbaiki kualitas tidur. Selain itu,
pola diet seperti ini juga dapat mengurangi angka kejadian sleep apnea di
malam hari.
Sleep apnea adalah salah satu gangguan berupa terjadinya henti nafas pada saat
seseorang sedang tertidur. Dari hasil pengamatan Johansson, sekitar 60-70
persen orang dengan gangguan sleep apnea mengalami masalah dengan berat badan
berlebihan. Sementara, studi sebelumnya memperlihatkan, penurunan berat badan
dapat membantu memperbaiki kondisi ini. Ternyata, diet rendah kalori dapat
menjadi solusi untuk dua masalah sekaligus. Karena selain berat badan bisa
diturunkan ke bobot yang lebih ideal, angka kejadian sleep apnea pun dapat
ditekan.
Pola makan rendah kalori dilakukan dengan mengganti beberapa jenis makanan
dengan yang kandungan kalorinya lebih rendah, namun tetap memiliki asupan
vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh. Dengan demikian, proses
penurunan berat badan dapat berlangsung dengan cara yang sehat. Dari hasil
pengamatan, setelah menjalani pola makan rendah kalori selama 9 minggu, hasil
yang positif akan mulai terasa. Terbukti, dalam waktu satu tahun saja sebanyak
48 persen pasien gangguan sleep apnea dapat lepas dari alat bantu nafasnya.